“Salah satu dari mereka memiliki rambut wajah seperti ini (membuat bentuk jenggot di sekitar mulutnya),” katanya mengingat wajah seorang pria muda yang ia tembak mati.
Sebagai anggota pasukan algolo, Nisreen telah membunuh sedikitnya 11 orang tahanan rezim Khadafi. “Setiap eksekusi, ada seseorang di kedua sisi saya dan satu belakang. Mereka mengatakan jika saya tidak menembak, mereka yang akan menembak saya.”
Dalam kondisi terancam, Nisreen merasa tak punya pilihan lain selain mengarahkan pistol ke sasaran dan menarik pelatuk pistol dalam genggamannya. “Setiap kali menembak, aku akan memutar kepalaku menjauh. Tak lama kemudian, aku melihat darah menetes dan terus mengalir membasahi lantai,” katanya terbata-bata.